Kamis, 30 Juli 2009

Damailah Indonesiaku

"Lagi-lagi ada bom, lagi-lagi ada bom ???", Ketika teror terjadi lagi terhadap Indonesia. Ku sangat kaget. Indonesia yang selama empat tahun lebih kelihatan aman, ternyata berubah 180 derajat. Bom yang terjadi di Jakarta, sungguh diluar perkiraan. Saya tidak menyangka teroris yang dulu masih belum tertangkap, ternyata belum tobat-tobat dan melakukan aksinya lagi. Seharusnya mereka berfikir, bahwa teror ini akan menyengsarakan bangsa Indonesia. Bangsa kita masih dalam tahap pemulihan dampak krisis global, seharusnya masyarakatnya berjuang untuk pemulihan ekonomi.

Apa yang diinginkan oleh teroris, saya rasa tidak mungkin tercapai. Karena sebagian besar orang Indonesia tidak menyukai cara-cara perjuangan dari sebagian kecil orang yang menamakan dirinya berjihad di jalan Allah SWT. Padahal Seharusnya mereka sadar, daripada ngebom sana-sini, korbannya adalah warga sipil dan tidak bersenjata lebih baik mereka membangun panti asuhan yang banyak, atau membantu fakir miskin yang masih kelaparan. Kan uang yang begitu besar untuk kegiatan teroris, lebih baik dibagikan untuk fakir miskin dan anak terlantar agar bisa bermanfaat.

Saya sangat bangga menjadi bangsa Indonesia, karena "Kami tidak takut" akan teroris. Bangsa Indonesia kini mulai sadar bahwa kita tidak perlu mengagung-agungkan teroris menjadi sosok pahlawan. Mereka tidak pantas untuk dianggap sebagai pahlawan, karena merusak citra bangsa kita. Bangsa kita adalah bangsa yang ramah pada siapapun, selama mereka berbuat baik di bumi Indonesia.

Untuk para teroris, tolong..., kemampuan yang kamu punya jangan disalahgunakan. Enyahlah dari Republik Indonesia, kalau kalian ingin berjuang pergilah ke tempat peperangan yang sesungguhnya. Jangan di Indonesia, karena orang Indonesia sudah muak melihat tingkah laku kalian. Bukan malah membantu indonesia menjadi negara maju, tapi cuma menyengsarakan orang banyak. Untuk orang-orang Indonesia, jangan mau diperbudak oleh Nurdin M. Top, ia kan orang Malaysia. Seharusnya kita berfikir, kenapa ia kox gak nge-bom Malaysia aja? Jawabannya mudah, karena ia adalah warga Malaysia. Peace, untuk Indonesia...

Sabtu, 25 Juli 2009

Pilpres dan Tanggung Jawab

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sudah dianggap selesai, KPU mengumumkan bahwa SBY dan Boediono menang dengan perolehan suara 60,80%. Otomatis dia akan menjadi presiden terpilih. Tapi, kemenangan ini masih dipertanyakan oleh capres dan cawapres yang jadi penantangnya. Saya salut melihat JK dan Wiranto hadir dalam penetapan rekapitulasi Pilpres oleh KPU, meskipun mereka masih mempertanyakan tentang pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Tapi, calon yang lain tidak datang dalam penetapan rekapitulasi oleh KPU. Sungguh sangat disayangkan.

Kejadian ini hampir sama dengan sepak bola final copa Dji Sam Soe antara Sriwijaya FC dengan Persipura, yang terjadi beberapa bulan lalu. Final copa yang seharusnya enak ditonton berubah menjadi ajang pengunduran diri oleh Persipura secara tiba-tiba akibat dari keputusan wasit yang kontroversial. Padahal, apabila mereka mau melanjutkan pertandingan itu, Saya yakin mereka pasti menang. Kalaupun tidak menang tapi mereka akan dihargai oleh permainan mereka yang bagus. Kan masih ada haris esok, untuk membalasnya. Sikap ini membuat saya yang menonton menjadi sangat kecewa. Kembali ke masalah Pilpres, ketidakhadiran salah satu calon dalam penetapan Capres dan Cawapres terpilih sekali lagi membuat saya terkejut. Karena seharusnya pemimpin-pemimpin Indonesia menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam mengikuti tahapan pemilihan umum ini.

Walaupun mereka merasa "dicurangi" di dalam pemilihan umum, tapi seharusnya mereka datang dan mencoba untuk bersikap ksatria. Untuk kecurangan yang terjadi, selesaikan lewat jalur hukum yang berlaku. Rakyat ingin pemimpin mereka bersatu dan membangun bangsa ini. Saya sudah bosan dengan perang kata-kata yang dilakukan oleh elit parpol di televisi. Seharusnya mereka sadar, bahwa tingkah laku mereka akan menjadi panutan generasi muda. Kalau elitnya aja masih "jual obat(ngomong terus)", kapan kerjanya?, untuk membangun bangsa Indonesia agar sejajar dengan bangsa yang maju.

Kalau mereka ingin pengadakan pemilu ulang, saya yakin 75 % ke atas tidak akan mau milih lagi. Soalnya udach capek, dan juga gak ada jaminan kalau Pilpres yang dilakukan gak akan digugat lagi. Sifat Bertanggung jawab, sepertinya di Indonesia masih sangat kurang. Apakah kita hanya diajarkan untuk Siap Menang tapi Tidak Siap Kalah oleh pemimpin-pemimpin kita??? Hanya pemimpin-pemimpin kita yang bisa menjawabnya. Saya hanya bisa berharap mereka bersatu untuk membangun bangsa kita, agar sejajar dengan bangsa yang maju.

Kamis, 23 Juli 2009

JFC (Jember Fashion Carnaval), Menyatukan Indonesia

Jember Fashion Carnaval (JFC) merupakan kebanggaan bagi masyarakat Jember, Jatim, Indonesia. JFC memasuki tahun penyelenggaran ke 8, diselenggarakan di Jember, Jawa Timur, Indonesia pada Hari Minggu, 2 Agustus 2009. JFC diliput oleh banyak media elektronik dan cetak Nasional maupun Internasional dengan peringkat teratas karena JFC merupakan event unik, fantastik, spectakuler dan amazing dengan tema yang berbeda setiap tahunnya . Peserta tampil dengan kostum hasil rancangan sendiri dengan fashion run way dan fashion dance serta ditonton oleh sekitar 300 ribu orang.

Tahun ini JFC mengangkat tema utama ,WORLD UNITY, yang berarti satukan dan damaikan dunia. Tema ini merupakan pesan dalam mengantisipasi segala hal yang berkembang di dunia baik dari masalah sosial, ekonomi, budaya maupun politik. sekaligus mengingatkan kita akan dampak isu global warming, krisis pangan dan lain-lain. dikutip dari http://www.jemberfashioncarnaval.com

Dengan JFC, warga Jember turut berpartisipasi untuk memulihkan nama baik Indonesia di mata internasional. Masyarakat Jember akan membuktikan bahwa teroris bukan menjadi ancaman untuk penyelenggaraan even yang spektakuler ini. Acara ini diliput oleh wartawan dalam negeri dan dunia.

Jember akan menjadi pusat perhatian Indonesia pada tanggal 2 Agustus nanti, kita yang sudah bosan akan berita tentang politik yang membingungkan dan terorisme di televisi akan disuguhkan dengan carnaval yang modern. Dari pengalaman saya melihat JFC, saya terpesona oleh kreativitas masyarakat Jember dalam membuat carnaval yang menarik untuk ditonton. Kalau anda penasaran tentang even ini, kunjungi website di atas serta datang aja ke Jember, Jawa Timur, Indonesia , nggak akan nyesel kox.