Sabtu, 25 Juli 2009

Pilpres dan Tanggung Jawab

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sudah dianggap selesai, KPU mengumumkan bahwa SBY dan Boediono menang dengan perolehan suara 60,80%. Otomatis dia akan menjadi presiden terpilih. Tapi, kemenangan ini masih dipertanyakan oleh capres dan cawapres yang jadi penantangnya. Saya salut melihat JK dan Wiranto hadir dalam penetapan rekapitulasi Pilpres oleh KPU, meskipun mereka masih mempertanyakan tentang pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Tapi, calon yang lain tidak datang dalam penetapan rekapitulasi oleh KPU. Sungguh sangat disayangkan.

Kejadian ini hampir sama dengan sepak bola final copa Dji Sam Soe antara Sriwijaya FC dengan Persipura, yang terjadi beberapa bulan lalu. Final copa yang seharusnya enak ditonton berubah menjadi ajang pengunduran diri oleh Persipura secara tiba-tiba akibat dari keputusan wasit yang kontroversial. Padahal, apabila mereka mau melanjutkan pertandingan itu, Saya yakin mereka pasti menang. Kalaupun tidak menang tapi mereka akan dihargai oleh permainan mereka yang bagus. Kan masih ada haris esok, untuk membalasnya. Sikap ini membuat saya yang menonton menjadi sangat kecewa. Kembali ke masalah Pilpres, ketidakhadiran salah satu calon dalam penetapan Capres dan Cawapres terpilih sekali lagi membuat saya terkejut. Karena seharusnya pemimpin-pemimpin Indonesia menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam mengikuti tahapan pemilihan umum ini.

Walaupun mereka merasa "dicurangi" di dalam pemilihan umum, tapi seharusnya mereka datang dan mencoba untuk bersikap ksatria. Untuk kecurangan yang terjadi, selesaikan lewat jalur hukum yang berlaku. Rakyat ingin pemimpin mereka bersatu dan membangun bangsa ini. Saya sudah bosan dengan perang kata-kata yang dilakukan oleh elit parpol di televisi. Seharusnya mereka sadar, bahwa tingkah laku mereka akan menjadi panutan generasi muda. Kalau elitnya aja masih "jual obat(ngomong terus)", kapan kerjanya?, untuk membangun bangsa Indonesia agar sejajar dengan bangsa yang maju.

Kalau mereka ingin pengadakan pemilu ulang, saya yakin 75 % ke atas tidak akan mau milih lagi. Soalnya udach capek, dan juga gak ada jaminan kalau Pilpres yang dilakukan gak akan digugat lagi. Sifat Bertanggung jawab, sepertinya di Indonesia masih sangat kurang. Apakah kita hanya diajarkan untuk Siap Menang tapi Tidak Siap Kalah oleh pemimpin-pemimpin kita??? Hanya pemimpin-pemimpin kita yang bisa menjawabnya. Saya hanya bisa berharap mereka bersatu untuk membangun bangsa kita, agar sejajar dengan bangsa yang maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar